Saturday, March 18, 2017

Stasiun Sumari : tetap berdiri dalam ingatan

  
Jalur yang melingkari Kota Gresik
   Pagi pukul setengah enam badan ini sudah siap berkelana, mengunjungi  tempat  yang tidak terlalu berarti bagi banyak orang, namun sangat bermakna bagi saya, disitulah dulu sebuah stasiun yang cukup penting berdiri, jauh dari keramaian kota dan bisingnya jalan raya, hingga kini ia tertidur dan dilupakan. Stasiun Sumari namanya, awal saya mengetahui nama Sumari lebih akrab dengan sebuah nama orang, penasaran  menggerogoti hati mengenai dimana letak dan bagaimana bentuk fisik dari bangunan stasiun itu, dan saya sangat yakin jika warga Gresik sendiri masih banyak yang belum tahu keberadaan stasiun ini, bahkan banyak dari warga gresik tidak tahu bahwa di Gresik terdapat stasiun kereta api dan jalur kereta api yang masih aktif hingga saat ini. Sejauh ini di Kabupaten Gresik sendiri terdapat tiga stasiun aktif yang kesemuanya adalah sebuah stasiun kecil. stasiun Cerme dan Duduk yang terdapat pada jalur utama pantai utara yang dilayani kereta api lokal antar kota/Komuter sedangkan untuk Kereta api jarak jauh tidak ada yang berhenti atau semuanya berjalan langsung dan stasiun Indro ‘bukan Indro warkop gan’ tercabang dari stasiun Kandangan (surabaya) memang dari zaman kolonial Belanda sudah bernama Indro dan dulu pernah ramai karena angkutan pupuk dan semen pada tahun 80-an hingga 90-an hingga mati nya kereta api kedua komoditi ini beserta jalur-jalurnya dan pada tahun 2010-an dan pada akhir 2016 kemarin sudah kembali aktif melayani angkutan barang multi-komoditi yang diangkut dengan kontainer. Sedangkan kota gresik dulunya mempunyai stasiun Gresik (masih jalur yang terletak di kawasan gresik lama tepatnya di sekitar jalan KH Kholil, namun harus mati karena kalah bersaing dengan kendaraan jalan raya yang semakin pesat. Setelah saya cermati ternyata jalur di kota Gresik merupakan jalur kantong dimana jalur utama bercabang di stasiun Kandangan dan melingkari kota Gresik hingga kembali menyatu dengan jalur utama di stasiun Sumari. Setelah tercermati maka saya putuskan untuk mengajak beberapa kawan untuk menjelajahi stasiun ini.

     Kami memutuskan untuk ketemuan di stasiun Duduk pagi itu, sambil menunggu teman yang belum datang serta menghilangkan kejenuhan maka memotret kereta api jadi solusinya, selama dua jam menunggu ada dua kereta api yang  lewat, itulah kereta api barang Parcel dan Cepu ekspres yang keduanya tujuan Surabaya.  Hingga semuanya datang maka kami putuskan untuk segera berangkat, titik kedua kami adalah perlintasan di desa Tebaloan, Duduksampeyan, segera motor saya titipkan di penitipan motor di dekat situ, perjalanan masih sangat panjang, sebenarnya akses jalan ke stasiun Sumari sendiri sangat sulit dimana stasiun Sumari terletak ditengah tambak-tambak dan sawah, perkampungan terdekatnya adalah Jetek  serta  jauh dari jalan raya, dan bisa ditempuh dengan motor melalui jalan setapak samping rel (sudah mepet rel) yang biasanya digunakan warga beraktifitas namun karena itu merupakan ruang manfaat kereta api dan cukup berbahaya jika dilintasi. Dipakailah cara tracking yaitu berjalan 2 km dari Tebaloan, berat tapi harus dilalui. Tracking kami mulai, selama perjalanan ke stasiun Sumari melintas tiga kereta api, dua kereta api barang kontainer tujuan Jakarta dan Kereta api Harina dari Bandung tujuan Surabaya, dan cukup kereta api melintas membuat rasa lelah sedikit terobati. Sapa kami terhadap warga sekitar yang beraktifitas di tambak kanan-kiri rel, beberapa bertanya mau kemana ‘ le arep nang ndi?’ (nak mau kemana?) ‘badhe kesah ten bekas stasiun niku pak’ (mau ke bekas stasiun itu pak) sambil menunjuk tempat yang kami tuju, nampaknya mereka sudah paham mengenai bekas stasiun itu, secara mereka merupakan warga sekitar yang sudah pasti tau ada apa saja di sekitar situ. Akhirnya sampai juga kami di stasiun Sumari, stasiun Sumari hanya meninggalkan sebidang tanah yang saya perkirakan dulunya terdapat bangunan stasiun diatasnya.
Sambil menunggu kawan-kawan yang belum datang, KA Cepu Ekspres lewat Stasiun Duduk

Menyusuri rel menuju stasiun Sumari

Sebidang tanah di sebelah selatan rel, diperkirakan dulu tempat berdirinya bangunan stasiun Sumari

Percabangan menuju Kota Gresik (terdapat pipa milik PT. Petrokimia)

Patok merah

Masih di area percabangan bersama kawan-kawan yang menemani perjalanan

Foto bareng di area percabangan






     Setelah puas saya dan kawan-kawan melihat-lihat serta mengagumi stasiun Sumari pada masa jayanya, akhirnya kami melanjutkan perjalanan karena sebenarnya perjalanan kami masih 1,2 km lagi untuk menuju tempat persinggahan, disitulah nanti kami melepas penat dan menghilangkan rasa lapar dan dahaga. Penantian kami sudah datang, di warung 2x3 meter di samping perlintasan tak dijaga di desa Padeg, kecamatan Cerme. Tepat jam itu pula kereta api KRD lokal Babat dari Surabaya tujuan Bojonegoro melintas, dengan setengah lelah kami masin-masing ambil posisi untuk memotret kereta api KRD.
Warung di desa Padeg tempat kami beristirahat

     Waktu menunjukkan pukul setengah Duabelas, kami harus kembali ke Duduksampeyan untuk mengakhiri perjalanan ini, berjalan sejauh kami berangkat tak menambah lelah kami yang terbayar dengan mengunjungi stasiun Sumari. Akhir perjalanan kami sempat Hunting foto kereta api di sekitar tikungan tebaloan dan mendapat beberapa kereta api yang melintas, itu lah pengalaman petualangan sehari bersama kawan untuk blusukan ke bekas stasiun Sumari. 


ditulis di Gresik 18 Maret 2017
blusukan ke stasiun Sumari pada tanggal 15 Februari 2015
bersama kawan sesama Railfans Gresik

Wednesday, March 15, 2017

Saya dan Blogger

    Berawal dari pelajaran TIK yang baru saya kenal saat menginjak kelas satu smp pada tahun 2011, dimana saya mulai mengenal internet serta dalemannya (bukan celana gan..). Saat itu blog mungkin sudah familiar di kalangan para pengguna internet bahkan blogger beken juga sudah banyak yang eksis saat itu. Tugas dari guru seperti klipping dan mempraktekkan cara menggunakan komputer, serta komponen komponen yang ada di dalamnya dan adanya ekstrakulikuler komputer yang berisi keterampilan menggunakan Microsoft Word dan keluarganya. Saat itu juga lahir sebuah rasa penasaran yang mendalam bagaimana software yang ada di dalam komputer itu tercipta. Setahun berlalu rasa penasaran itu masih tetap ada hingga saya naik ke kelas dua dimana ada pembelajaran TIK yang lebih banyak & lebar, ngomong-ngomong pelajaran TIK juga pelajaran yang cukup membuat saya malas dikarenakan isinya yang ruwet bagi otak saya yang pas-pasan ini serta letak jamnya yang akhir yang merupakan saat-saat mengantuk (hingga kini mengantuk itu masih ada). Akhirnya terbitlah sebuah tugas dimana saya dan semua siswa harus membuat e-mail yang harus berasal dari Google alias Gmail, secepatnya malam saat itu juga langsung on the way ke warnet, dan pembuatan Gmail pertama seumur hidup itu selesai, sebenarnya sudah pernah membuat e-mail sebelumnya yang  dibuat di Yahoo. Hari pengumpulan tugas pun datang, banyak dari siswa yang ternyata belum mengumpulkan hasil. Ternyata Gmail buatan saya termasuk Gmail yang awal terkumpul sehingga mau tidak mau harus mendapat banyak pesanan membuatkan Gmail pesanan dari anak-anak yang malas serta jahat, tak dibayar pulak huhuhu.

Sore di Betoyo
    Sepeda Phoenix merah kepunyaan ibu menjadi kendaraan yang cukup cepat ke warnet, bersama kawan se desa dan se kelas yang setia menemani di warnet. Dan mulai saat itu juga frekuensi ke warnet semakin tinggi. Durasi di warnet bukan lagi personal setengah atau satu jam, melainkan paket satu saat tidak banyak waktu hingga paket malam ketika malam minggu datang, anak warnet bener kan hehehe. Di warnet itu juga terjadi bagaimana pertama kali saya membuat blog, berawal dari rasa penasaran bercampur iseng, Bagaimana kita bisa membuat situs web secara gratis. Dan masa kelas tiga pun datang dan saat itu pula saya juga mulai tertarik dengan dunia perkeretaapian. Awal blog saya yang masih kosong itu saya isi dengan desain papercraft kereta api dengan beberapa postingan. Meskipun sedikit peminat tapi mempunyai cukup pengikut. Beberapa dari isinya memang bukan buatan saya sendiri melainkan copy-paste dan saat itu juga saya mengerti tentang hukum hak cipta. Kesibukan UN smp membuat saya jarang ke warnet bahkan warnet langganan di samping alun-alun pun ikut tutup karena direnovasi dan hingga kini malah jadi rumah kos.

    Masa putih biru pun sudah berlalu, dan masa hijau-hijau pun datang, bukan putih abu-abu karena saya harus masuk SMK swasta di kota saya dan tanpa baju putih abu-abu kebanggaan anak seusia SMA. Awalnya saya ingin masuk jurusan multimedia di SMK favorit di kota saya mengingat keterampilan saya memotret dan mengolah video, namun apalah daya orang tua hanya ingin bersekolah yang dekat dengan rumah mungkin agar saya bisa dengan mudah diawasi. Saya mengambil jurusan otomotif kendaraan ringan yang sangat asing bagi saya sendiri. Namun saya harus tetap bisa mengikuti dan wajib move-on dari jurusan multimedia yang saya impikan. Kawan se desa dan se warnet juga sudah mendapat SMK dengan jurusan Teknik komputer dan jaringan meskipun awalnya kita juga satu tujuan yaitu multimedia. Masa kelas satu dimana saya tidak pernah nge-blog  pun berlalu hingga kelas dua ada guru baru, dialah guru KKPI alias TIK yang kembali menyulutkan api semangat untuk menekuni hobi ini. Terbayang betapa riwayat saya dengan blog ini tak pernah lepas dari pelajaran Informasi dan Komunikasi. 

Masa kelas dua SMK pun cepat berlalu dengan kesibukan PKL nya dan akhirnya masa-masa terakhir di sekolah pun datang yaitu kelas tiga. Di awal tahun ada sebuah kompetisi blog yang diadakan universitas swasta di kota saya dan saat itu juga harus flashback bagaimana dulu SMP yang sempat nge-blog hingga oprek-oprek html yang sama sekali bukan passion saya. Alhamdulillah saya mendapat juara tiga di kompetisi tersebut, sekali lagi terima kasih untuk guru pembimbing dan kawan-kawan yang telah mensupport saya selama kompetisi. Hingga akhirnya di penghujung kelas tiga ini saya memutuskan untuk kembali nge-blog. Dan tujuan nge-blog nya saya sekarang ini hanyalah satu, yaitu memberi manfaat kepada orang lain melalui tulisan-tulisan saya ini. Semoga bermanfaat.
Gresik 15, Maret 2017